LATAR BELAKANG
Indonesia negeri rawan bencana, dimana tiga perempat wilayahnya terdiri dari lautan dan berada pada caesar euroasiania dan australasia. Hal ini merupakan potensi bencana laten mengancam, tsunami 2004 di Aceh dan Nias adalah sebuah contoh yang paling nyata. Rob dan gelombang pasang adalah bencana lain yang mengancam Indonesia dari sektor lautan yang sudah dan akan menelan korban manusia yang sangat besar.
Di daratan, Indonesia memiliki gunung-gunung yang termasuk sangat aktif di dunia, sehingga tergolong sebagai negara ‘ring of fire’ yang sekaligus menjadi sebuah ancaman bagi warga masyarakat disekitarnya dengan karakter dan dampak-dampak letusannya.
Sehingga masyarakat harus memiliki kesadaran akan Penanggulangan Bencana baik sebelum, sedang , dan paska terjadi bencana.
Sebenarnya Indonesia punya sekelompok warganya yang mempunyai kemampuan penanggulangan bencana, mereka adalah yang pernah aktif menjadi anggota kepanduan yang di Indonesia disebut dengan pramuka. Jumlah mereka sangat banyak, tinggal bagaimana cara kita untuk memberdayakan kemampuan mereka untuk bisa turut serta mengurangi korban sebagai dampak dari bencana yang terjadi.
Potensi kemampuan penanggulanan bencana pada setiap anggota Pramuka sangat besar. Dari usia 9 sampai dengan 25 tahun mereka terus menerus diingatkan harus selalu siap-sedia (prepare) dalam hal menolong dirinya dan orang lain. Gerakan Pramuka telah mendidik dan melatih kaum muda untuk memiliki rasa cinta tanah air dan jiwa penolong. Kaum muda itu dilatih berbagai macam keterampilan yang antara lain keterampilan search and rescue, yang sangat berguna dalam hal mengatasi bencana. Pramuka itu rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, sehingga pasti mereka dapat menolong dengan suasana gembira kepada korban bencana. Di pramuka berlaku moto “bermain yang bemanfaat, bercanda yang berguna”.
PADMA lahir untuk ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di Indonesia juga PADMA lahir untuk memberdayakan potensi besar yang terbengkalai itu sehingga apa yang mereka punya dapat bermanfaat, baik bagi diri dan keluarga maupun bagi komunitasnya dimana mereka berada.
VISI
Masyarakat yang sadar akan Penanggulangan Bencana - Pengurangan Risiko Bencana.
MISI
1. Berperan aktif dalam gerakan PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas) secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan bencana.
2. Memberdayakan potensi Masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana sehingga mampu memperkecil risiko-risiko bencana.
SASARAN PROGRAM :
1. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan melakukan kegiatan pendampingan kepada masyarakat dalam hal PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
2. Mengajak potensi penggiat bencana untuk berperan aktif dalam PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
3. Menjadi lembaga yang dipercaya secara nasional maupun internasional sebagai lembaga yang aktif melakukan CBDRM (community based disaster risk management)
NILAI – NILAI
1. PADMA bersifat independen, bukan bagian lembaga manapun (imparsial), netral, non politik dan inklusif serta menghormati norma yang berlaku di masyarakat
2. PADMA menjunjung tinggi asas kemandirian dan kesukarelaan dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya.
PROGRAM
Program PADMA melakukan diseminasi, advokasi, sosialisasi dan membangun jejaring Penanggulangan Bencana.
RUANG LINGKUP PROGRAM
1. Pelatihan, Workshop, Seminar
2. Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat,
3. Sosialisasi dan Penyebaran Informasi
4. Penerbitan
5. Pengkajian
KELOMPOK SASARAN
1. Masyarakat Wilayah Rentan Bencana
2. Sektor Sekolah dan Gugus Depan
3. Kelompok Rentan (Anak-anak, Lansia, Ibu Hamil, Difabel)
PENDANAAN
PADMA dibiayai secara mandiri dan membuka kesempatan kepada individu, lembaga-lembaga donor, dunia usaha, dan pemerintah yang sifatnya tidak mengikat berdasarkan kepentingan bersama
JEJARING PADMA
1. Secara Eksternal, PADMA berafiliasi dengan organisasi permerintah, LSM, NGO/INGO di tingkat daerah, nasional, regional, dan internasional dengan prinsip kemitraan dan mempunyai status serta tanggung jawab yang sama dalam semua lapisan dalam membantu penanganan bencana di seluruh Indonesia bahkan dunia.
2. Secara Internal, PADMA membangun jejaring keanggotaan diseluruh Indonesia dengan cara terbuka dengan kriteria personal-personal yang memiliki latar pendidikan kepanduan.
PENGGAGAS
Didirikan oleh sekelompok individu yang memiliki latar belakang Kepanduan dan mempunyai kepedulian terhadap Penanggulangan Bencana.
PENGELOLA
Terdiri atas individu-individu yang memiliki yang memiliki latar belakang Kepanduan yang saat ini berkiprah :
1. Para Penggiat Bencana
2. Para Profesional
3. Para Pendidik
4. Para Aktivis dan Pembina Pramuka
5. Para Pengusaha
PENGORGANISASIAN
1. PADMA berkedudukan di Yogyakarta.
2. Pengembangan di tingkat daerah dilaksanakan dengan cara Satuan Kerja yang bersifat independen.
3. Hubungan antara pusat dan Satuan Kerja bersifat koordinasi dan konsulidasi dalam bidang program, pendanaan dan pengembangan jejaring.
MITRA KERJA
1. Departemen dan Lembaga di Tingkat Pusat
2. Gerakan Pramuka dan HIPPRADA
3. NGO, INGO dan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal
4. Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Kabupaten
5. BUMN dan Perusahaan-Perusahaan Swasta
Lampiran:
PROGRAM KERJA 2006-2008
1. Penyusunan Kerangka Kegiatan dan Organisasi, Nopember 2006 di TPI, Pondok Gede.
2. Symposium Community Base on Disaster Risk Management, Juni 2007 di Wisma BKBI Jakarta.
3. “Jogja Meeting”; Program Activity and Organization Desaign, Wisma Joyo Kaliurang, Jogjakarta, July 2007
4. Basic Training of Disaster Management, Wisma Sejahtera I Kaliurang, Yogjakarta, Desember 2007.
5. “Anyer Advance Meeting”; Evaluasi dan Pengembangan Program Kegiatan PADMA, Hotel Pisita, Anyer Banten, Desember 2007.
6. Legalisasi PADMA, Januari 2008
7. Development Strategic Planning Workshop, Taman Bunga Cibubur, Jakarta. Januari 2008.
8. Audiensi, Promosi, Korespondensi, Januari 2008.
9. National Training of Facilitator of PADMA; Develop and Empowering Network, Cibubur Jakarta, April–Desember 2008.
10. Partisipasi dalam Raimuna Nasional 2008, Cibubur, Jakarta. Juli 2008.
11. Evaluate Program 2008 and Develop Activity Program 2009. Oktober 2008.
12. Linkiing and Learning Initiation Disaster Risk Reduction Program CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta Febuari – Mei 2008 di Banjarnegara Jawa Tengah (Implementator).
13. Assessment Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN April-Mei 2008 (kemitraan).
14. Diskusi Terbatas Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN – PADMA, September 2008
15. Basic Training Disaster Management Pemda Kab. Banjar Negara
CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, November 2008.
16. Orientasi Dasar Penanggulanag Bencana dan Kajian Ancaman dan Kerentanan bagi Anggota Padma Kab. Kudus, Desember 2008.
17. Asesmen dan Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Kudus, Januari 2009.
Indonesia negeri rawan bencana, dimana tiga perempat wilayahnya terdiri dari lautan dan berada pada caesar euroasiania dan australasia. Hal ini merupakan potensi bencana laten mengancam, tsunami 2004 di Aceh dan Nias adalah sebuah contoh yang paling nyata. Rob dan gelombang pasang adalah bencana lain yang mengancam Indonesia dari sektor lautan yang sudah dan akan menelan korban manusia yang sangat besar.
Di daratan, Indonesia memiliki gunung-gunung yang termasuk sangat aktif di dunia, sehingga tergolong sebagai negara ‘ring of fire’ yang sekaligus menjadi sebuah ancaman bagi warga masyarakat disekitarnya dengan karakter dan dampak-dampak letusannya.
Sehingga masyarakat harus memiliki kesadaran akan Penanggulangan Bencana baik sebelum, sedang , dan paska terjadi bencana.
Sebenarnya Indonesia punya sekelompok warganya yang mempunyai kemampuan penanggulangan bencana, mereka adalah yang pernah aktif menjadi anggota kepanduan yang di Indonesia disebut dengan pramuka. Jumlah mereka sangat banyak, tinggal bagaimana cara kita untuk memberdayakan kemampuan mereka untuk bisa turut serta mengurangi korban sebagai dampak dari bencana yang terjadi.
Potensi kemampuan penanggulanan bencana pada setiap anggota Pramuka sangat besar. Dari usia 9 sampai dengan 25 tahun mereka terus menerus diingatkan harus selalu siap-sedia (prepare) dalam hal menolong dirinya dan orang lain. Gerakan Pramuka telah mendidik dan melatih kaum muda untuk memiliki rasa cinta tanah air dan jiwa penolong. Kaum muda itu dilatih berbagai macam keterampilan yang antara lain keterampilan search and rescue, yang sangat berguna dalam hal mengatasi bencana. Pramuka itu rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, sehingga pasti mereka dapat menolong dengan suasana gembira kepada korban bencana. Di pramuka berlaku moto “bermain yang bemanfaat, bercanda yang berguna”.
PADMA lahir untuk ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di Indonesia juga PADMA lahir untuk memberdayakan potensi besar yang terbengkalai itu sehingga apa yang mereka punya dapat bermanfaat, baik bagi diri dan keluarga maupun bagi komunitasnya dimana mereka berada.
VISI
Masyarakat yang sadar akan Penanggulangan Bencana - Pengurangan Risiko Bencana.
MISI
1. Berperan aktif dalam gerakan PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas) secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan bencana.
2. Memberdayakan potensi Masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana sehingga mampu memperkecil risiko-risiko bencana.
SASARAN PROGRAM :
1. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan melakukan kegiatan pendampingan kepada masyarakat dalam hal PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
2. Mengajak potensi penggiat bencana untuk berperan aktif dalam PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
3. Menjadi lembaga yang dipercaya secara nasional maupun internasional sebagai lembaga yang aktif melakukan CBDRM (community based disaster risk management)
NILAI – NILAI
1. PADMA bersifat independen, bukan bagian lembaga manapun (imparsial), netral, non politik dan inklusif serta menghormati norma yang berlaku di masyarakat
2. PADMA menjunjung tinggi asas kemandirian dan kesukarelaan dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya.
PROGRAM
Program PADMA melakukan diseminasi, advokasi, sosialisasi dan membangun jejaring Penanggulangan Bencana.
RUANG LINGKUP PROGRAM
1. Pelatihan, Workshop, Seminar
2. Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat,
3. Sosialisasi dan Penyebaran Informasi
4. Penerbitan
5. Pengkajian
KELOMPOK SASARAN
1. Masyarakat Wilayah Rentan Bencana
2. Sektor Sekolah dan Gugus Depan
3. Kelompok Rentan (Anak-anak, Lansia, Ibu Hamil, Difabel)
PENDANAAN
PADMA dibiayai secara mandiri dan membuka kesempatan kepada individu, lembaga-lembaga donor, dunia usaha, dan pemerintah yang sifatnya tidak mengikat berdasarkan kepentingan bersama
JEJARING PADMA
1. Secara Eksternal, PADMA berafiliasi dengan organisasi permerintah, LSM, NGO/INGO di tingkat daerah, nasional, regional, dan internasional dengan prinsip kemitraan dan mempunyai status serta tanggung jawab yang sama dalam semua lapisan dalam membantu penanganan bencana di seluruh Indonesia bahkan dunia.
2. Secara Internal, PADMA membangun jejaring keanggotaan diseluruh Indonesia dengan cara terbuka dengan kriteria personal-personal yang memiliki latar pendidikan kepanduan.
PENGGAGAS
Didirikan oleh sekelompok individu yang memiliki latar belakang Kepanduan dan mempunyai kepedulian terhadap Penanggulangan Bencana.
PENGELOLA
Terdiri atas individu-individu yang memiliki yang memiliki latar belakang Kepanduan yang saat ini berkiprah :
1. Para Penggiat Bencana
2. Para Profesional
3. Para Pendidik
4. Para Aktivis dan Pembina Pramuka
5. Para Pengusaha
PENGORGANISASIAN
1. PADMA berkedudukan di Yogyakarta.
2. Pengembangan di tingkat daerah dilaksanakan dengan cara Satuan Kerja yang bersifat independen.
3. Hubungan antara pusat dan Satuan Kerja bersifat koordinasi dan konsulidasi dalam bidang program, pendanaan dan pengembangan jejaring.
MITRA KERJA
1. Departemen dan Lembaga di Tingkat Pusat
2. Gerakan Pramuka dan HIPPRADA
3. NGO, INGO dan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal
4. Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Kabupaten
5. BUMN dan Perusahaan-Perusahaan Swasta
Lampiran:
PROGRAM KERJA 2006-2008
1. Penyusunan Kerangka Kegiatan dan Organisasi, Nopember 2006 di TPI, Pondok Gede.
2. Symposium Community Base on Disaster Risk Management, Juni 2007 di Wisma BKBI Jakarta.
3. “Jogja Meeting”; Program Activity and Organization Desaign, Wisma Joyo Kaliurang, Jogjakarta, July 2007
4. Basic Training of Disaster Management, Wisma Sejahtera I Kaliurang, Yogjakarta, Desember 2007.
5. “Anyer Advance Meeting”; Evaluasi dan Pengembangan Program Kegiatan PADMA, Hotel Pisita, Anyer Banten, Desember 2007.
6. Legalisasi PADMA, Januari 2008
7. Development Strategic Planning Workshop, Taman Bunga Cibubur, Jakarta. Januari 2008.
8. Audiensi, Promosi, Korespondensi, Januari 2008.
9. National Training of Facilitator of PADMA; Develop and Empowering Network, Cibubur Jakarta, April–Desember 2008.
10. Partisipasi dalam Raimuna Nasional 2008, Cibubur, Jakarta. Juli 2008.
11. Evaluate Program 2008 and Develop Activity Program 2009. Oktober 2008.
12. Linkiing and Learning Initiation Disaster Risk Reduction Program CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta Febuari – Mei 2008 di Banjarnegara Jawa Tengah (Implementator).
13. Assessment Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN April-Mei 2008 (kemitraan).
14. Diskusi Terbatas Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN – PADMA, September 2008
15. Basic Training Disaster Management Pemda Kab. Banjar Negara
CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, November 2008.
16. Orientasi Dasar Penanggulanag Bencana dan Kajian Ancaman dan Kerentanan bagi Anggota Padma Kab. Kudus, Desember 2008.
17. Asesmen dan Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Kudus, Januari 2009.
( Frofile Revisi Yogya Meeting 13 - 14 Februari 2009 )
Wisma Kancilan Yogyakarta