Jumat, 30 Mei 2008

Bangkitlah


Taukah Anda Rekor Indonesia di Dunia?
------------ --------- --------- ------

Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni) . Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).

* Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

* Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.

* Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.

* Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia . Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.

* Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia . Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.

* Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).

* Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectus‚ yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.

* Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.

* Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.

* Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambing supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).

* Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.

* Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

* Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.

* Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).

* Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.

* Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.

* Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan air laut/abrasi.

* Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.

* Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.

* Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.

* Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.

* Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala.


Kalau begitu sudah sepantasnya kita bangga, bangga terhadap kekayaan sendiri, bangga terhadap karya sendiri, bangga terhadap budaya sendiri.
Bangkit, hayooo bangkitlah……
Untukmu Indonesiaku.

Selasa, 04 Maret 2008

Pramuka dan Penanggulangan Bencana


Pemberdayaan Aktivis Pramuka;
Dari Pramuka kepada Pramuka menjadi Pramuka kepada Masyarakat
Melalui Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas

Oleh : Bambang Sasongko dan Iwan Hermawan


Ketika bencana Tsunami melanda Aceh dan Nias, gempa bumi melanda Jogyakarta, banjir danlongsor melanda sebagaian besar wilayah Indonesia banyak sekali mantan aktivis pramuka bahkan yang masih aktif pun merasa sedih dan marah. Sedih karena ikut merasakan beban derita saudara sebangsa yang kena bencana. Marah karena mereka merasa bisa membantu dengan kemampuan SAR yang dimilikinya tetapi tidak bisa disalurkan. Kemana mereka harus bergabung dengan para sukarelawan lain untuk membantu korban bencana. Mereka tahu untuk datang dan bergabung dengan Kwartir Gerakan Pramuka di berbagai tingkat sangat terbatas, baik karena kemampuan kwartir maupun system perekrutan yang berlaku.

Potensi kemampuan penanggulanan bencana pada setiap anggota Pramuka sangat besar. Dari usia 9 sampai dengan 25 tahun mereka terus menerus diingatkan harus selalu siap-sedia (prepare) dalam hal menolong dirinya dan orang lain. Gerakan Pramuka telah mendidik dan melatih kaum muda untuk memiliki rasa cinta tanah air dan jiwa penolong. Kaum muda itu dilatih berbagai macam keterampilan yang antara lain keterampilan search and rescue, yang sangat berguna dalam hal mengatasi bencana. Pramuka itu rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, sehingga pasti mereka dapat menolong dengan suasana gembira kepada korban bencana. Di pramuka berlaku moto “bermain yang bemanfaat, bercanda yang berguna”.

Sungguh sayang potensi yang begitu besar terbuang percuma begitu dia tidak aktif pramuka lagi. Keterampilan dan kemampuan yang didapatnya hanya tersimpan yang akan berangsur-angsur hilang bersama berlalunya waktu dan kesibukan sehari-harinya dalam menjalani kehidupan ini.

Perlu sebuah media dalam bentuk sebuah organisasi, LSM atau lainnya, untuk memberdayakan potensi besar itu sehingga apa yang mereka punya dapat bermanfaat, baik bagi diri dan keluarga maupun bagi komunitasnya dimana mereka berada.

Peluang untuk memberdayakan mereka muncul dan terbuka lebar setelah lahir sebuah gerakan besar, yaitu apa yang dinamakan dengan Community Based Disaster Risk Manajement, CBDRM, penggulangan bencana berbasis komunitas. Jika masa lalu para aktivis pramuka itu melakukan kegiatannya bersifat Pramuka ke Pramuka (scout to scout), dengan PBBK sifat itu bergerak menjadi Pramuka kepada Masyarakat (scout to community).




Program Pemberdayaan
Sebut saja organisasi yang akan mewadahi Mereka itu adalah Organisasi Bentukan (OB). Pemberdayaan OB diarahkan kepada Mereka yang bersedia bekerja sama, mempunyai kesamaan aspirasi dalam kegiatan bersama, di mana hubungan di antaranya akrab dan mampu berkomunikasi dengan semua lapisan. Untuk mencapai tujuan bersama, mereka bekerja berdasarkan prinsip saling membantu berdasarkan kepentingan bersama.

Alasan OB dalam memfasilitasi mereka adalah:
Mereka perlu diberdayakan karena adanya kelemahan partisipasi, solidaritas sosial, keterampilan, sikap kritis, komunikasi personal. Partisipasi sebagai salah satu upaya pemberdayaan.

Upayanya adalah :
1. Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi mereka untuk berkembang. Setiap aktivis mempunyai portensi yang dapat dikembangkan. Mereka mempunyai potensi untuk mengorganisasi dirinya secara mandiri. Pemberdayaan ini akan berakar kuat pada proses kemandirian tiap individu yang kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok komunitas baik di tingkat lokal maupun nasional.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana, sarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat.

Peran OB sebagai berikut:
1. Fasilitator dan katalisator, yaitu melalui para Mereka yang tinggal di tengah-tengah kelompok. Mereka bukan pemimpin tetapi sahabat komunitas.
2. Pelatih dan pendidik, mencarikan dan menyalurkan informasi dari luar ke dalam komunitas. Medianya bisa dengan cara membuat; brocure, leaflet, seminar, diklat, dsb.
3. Memupuk modal.

Strategi program pengembangan OB berorientasi pada bagaiman PBBK dapat diterima dan dilaksanakan masyarakat dengan cara :
1. Mengutamakan relief and welfare, berusaha untuk memenuhi kekurangan atau kebutuhan tenaga penanggulangan bencana dalam hal memberikan bantuan kemanusiaan yang diberikan pada saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, kelaparan, banjir, dan kebakaran.
2. Community development, memberi perhatian pada pengembangan sumber daya manusia, kemandirian, dan keswadayaan masyarakat dalam hal penangan bencana. Misi utamanya adalah mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat sia-siaga, merespon saat bencana dating, mandiri dan berswadaya pasca bencana dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya,
3. Fasilitator gerakan masyarakat (People’s Movement), dengan membantu komunitas untuk mengorganisasi diri, mengidentifikasi kebutuhan lokal, dan memobilisasi sumber daya yang ada pada mereka, membantu mendapakan sumber daya dari luar sebagai tambahan sumber daya lokal jika yang tersedia tidak memadai.

Pendekatan pemberdayaan.
1. Pendekatan kemanusiaan; membantu secara spontan dan sukarela kelompok masyarakat tertentu yang membutuhkan bantuan karena terkena bencana.
2. Pendekatan pengembangan masyarakat; mengembangkan, memandadirikan, menswadayakan masyarakat.
3. Pendekatan pemberdayaan rakyat; memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sector kehidupan.

Penutup
Mereka yang mempunyai potensi kemampuan dalam hal penanganan kebencanaan perlu diberikan media untuk menyalurkannya dan PBBK perlu disampaikan kepada komunitas dengan bebagai metoda adalah dua hal yang saling membutuhkan. Dengan demikian PBBK sebagai sebuah gerakan untuk mensiap-siagakan komunitas dalam menghadapi bencana dapat dicapai secara optimal.

Profil PADMA

LATAR BELAKANG

Indonesia negeri rawan bencana, dimana tiga perempat wilayahnya terdiri dari lautan dan berada pada caesar euroasiania dan australasia. Hal ini merupakan potensi bencana laten mengancam, tsunami 2004 di Aceh dan Nias adalah sebuah contoh yang paling nyata. Rob dan gelombang pasang adalah bencana lain yang mengancam Indonesia dari sektor lautan yang sudah dan akan menelan korban manusia yang sangat besar.
Di daratan, Indonesia memiliki gunung-gunung yang termasuk sangat aktif di dunia, sehingga tergolong sebagai negara ‘ring of fire’ yang sekaligus menjadi sebuah ancaman bagi warga masyarakat disekitarnya dengan karakter dan dampak-dampak letusannya.
Sehingga masyarakat harus memiliki kesadaran akan Penanggulangan Bencana baik sebelum, sedang , dan paska terjadi bencana.

Sebenarnya Indonesia punya sekelompok warganya yang mempunyai kemampuan penanggulangan bencana, mereka adalah yang pernah aktif menjadi anggota kepanduan yang di Indonesia disebut dengan pramuka. Jumlah mereka sangat banyak, tinggal bagaimana cara kita untuk memberdayakan kemampuan mereka untuk bisa turut serta mengurangi korban sebagai dampak dari bencana yang terjadi.

Potensi kemampuan penanggulanan bencana pada setiap anggota Pramuka sangat besar. Dari usia 9 sampai dengan 25 tahun mereka terus menerus diingatkan harus selalu siap-sedia (prepare) dalam hal menolong dirinya dan orang lain. Gerakan Pramuka telah mendidik dan melatih kaum muda untuk memiliki rasa cinta tanah air dan jiwa penolong. Kaum muda itu dilatih berbagai macam keterampilan yang antara lain keterampilan search and rescue, yang sangat berguna dalam hal mengatasi bencana. Pramuka itu rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, sehingga pasti mereka dapat menolong dengan suasana gembira kepada korban bencana. Di pramuka berlaku moto “bermain yang bemanfaat, bercanda yang berguna”.

PADMA lahir untuk ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di Indonesia juga PADMA lahir untuk memberdayakan potensi besar yang terbengkalai itu sehingga apa yang mereka punya dapat bermanfaat, baik bagi diri dan keluarga maupun bagi komunitasnya dimana mereka berada.

VISI
Masyarakat yang sadar akan Penanggulangan Bencana - Pengurangan Risiko Bencana.

MISI

1. Berperan aktif dalam gerakan PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas) secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan bencana.
2. Memberdayakan potensi Masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana sehingga mampu memperkecil risiko-risiko bencana.

SASARAN PROGRAM :

1. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan melakukan kegiatan pendampingan kepada masyarakat dalam hal PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
2. Mengajak potensi penggiat bencana untuk berperan aktif dalam PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
3. Menjadi lembaga yang dipercaya secara nasional maupun internasional sebagai lembaga yang aktif melakukan CBDRM (community based disaster risk management)

NILAI – NILAI

1. PADMA bersifat independen, bukan bagian lembaga manapun (imparsial), netral, non politik dan inklusif serta menghormati norma yang berlaku di masyarakat
2. PADMA menjunjung tinggi asas kemandirian dan kesukarelaan dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya.

PROGRAM

Program PADMA melakukan diseminasi, advokasi, sosialisasi dan membangun jejaring Penanggulangan Bencana.

RUANG LINGKUP PROGRAM

1. Pelatihan, Workshop, Seminar
2. Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat,
3. Sosialisasi dan Penyebaran Informasi
4. Penerbitan
5. Pengkajian

KELOMPOK SASARAN

1. Masyarakat Wilayah Rentan Bencana
2. Sektor Sekolah dan Gugus Depan
3. Kelompok Rentan (Anak-anak, Lansia, Ibu Hamil, Difabel)

PENDANAAN

PADMA dibiayai secara mandiri dan membuka kesempatan kepada individu, lembaga-lembaga donor, dunia usaha, dan pemerintah yang sifatnya tidak mengikat berdasarkan kepentingan bersama

JEJARING PADMA

1. Secara Eksternal, PADMA berafiliasi dengan organisasi permerintah, LSM, NGO/INGO di tingkat daerah, nasional, regional, dan internasional dengan prinsip kemitraan dan mempunyai status serta tanggung jawab yang sama dalam semua lapisan dalam membantu penanganan bencana di seluruh Indonesia bahkan dunia.
2. Secara Internal, PADMA membangun jejaring keanggotaan diseluruh Indonesia dengan cara terbuka dengan kriteria personal-personal yang memiliki latar pendidikan kepanduan.

PENGGAGAS

Didirikan oleh sekelompok individu yang memiliki latar belakang Kepanduan dan mempunyai kepedulian terhadap Penanggulangan Bencana.

PENGELOLA

Terdiri atas individu-individu yang memiliki yang memiliki latar belakang Kepanduan yang saat ini berkiprah :
1. Para Penggiat Bencana
2. Para Profesional
3. Para Pendidik
4. Para Aktivis dan Pembina Pramuka
5. Para Pengusaha

PENGORGANISASIAN

1. PADMA berkedudukan di Yogyakarta.
2. Pengembangan di tingkat daerah dilaksanakan dengan cara Satuan Kerja yang bersifat independen.
3. Hubungan antara pusat dan Satuan Kerja bersifat koordinasi dan konsulidasi dalam bidang program, pendanaan dan pengembangan jejaring.



MITRA KERJA

1. Departemen dan Lembaga di Tingkat Pusat
2. Gerakan Pramuka dan HIPPRADA
3. NGO, INGO dan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal
4. Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Kabupaten
5. BUMN dan Perusahaan-Perusahaan Swasta

Lampiran:

PROGRAM KERJA 2006-2008

1. Penyusunan Kerangka Kegiatan dan Organisasi, Nopember 2006 di TPI, Pondok Gede.
2. Symposium Community Base on Disaster Risk Management, Juni 2007 di Wisma BKBI Jakarta.
3. “Jogja Meeting”; Program Activity and Organization Desaign, Wisma Joyo Kaliurang, Jogjakarta, July 2007
4. Basic Training of Disaster Management, Wisma Sejahtera I Kaliurang, Yogjakarta, Desember 2007.
5. “Anyer Advance Meeting”; Evaluasi dan Pengembangan Program Kegiatan PADMA, Hotel Pisita, Anyer Banten, Desember 2007.
6. Legalisasi PADMA, Januari 2008
7. Development Strategic Planning Workshop, Taman Bunga Cibubur, Jakarta. Januari 2008.
8. Audiensi, Promosi, Korespondensi, Januari 2008.
9. National Training of Facilitator of PADMA; Develop and Empowering Network, Cibubur Jakarta, April–Desember 2008.
10. Partisipasi dalam Raimuna Nasional 2008, Cibubur, Jakarta. Juli 2008.
11. Evaluate Program 2008 and Develop Activity Program 2009. Oktober 2008.
12. Linkiing and Learning Initiation Disaster Risk Reduction Program CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta Febuari – Mei 2008 di Banjarnegara Jawa Tengah (Implementator).
13. Assessment Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN April-Mei 2008 (kemitraan).
14. Diskusi Terbatas Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN – PADMA, September 2008
15. Basic Training Disaster Management Pemda Kab. Banjar Negara
CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, November 2008.
16. Orientasi Dasar Penanggulanag Bencana dan Kajian Ancaman dan Kerentanan bagi Anggota Padma Kab. Kudus, Desember 2008.
17. Asesmen dan Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Kudus, Januari 2009.


Indonesia negeri rawan bencana, dimana tiga perempat wilayahnya terdiri dari lautan dan berada pada caesar euroasiania dan australasia. Hal ini merupakan potensi bencana laten mengancam, tsunami 2004 di Aceh dan Nias adalah sebuah contoh yang paling nyata. Rob dan gelombang pasang adalah bencana lain yang mengancam Indonesia dari sektor lautan yang sudah dan akan menelan korban manusia yang sangat besar.
Di daratan, Indonesia memiliki gunung-gunung yang termasuk sangat aktif di dunia, sehingga tergolong sebagai negara ‘ring of fire’ yang sekaligus menjadi sebuah ancaman bagi warga masyarakat disekitarnya dengan karakter dan dampak-dampak letusannya.
Sehingga masyarakat harus memiliki kesadaran akan Penanggulangan Bencana baik sebelum, sedang , dan paska terjadi bencana.

Sebenarnya Indonesia punya sekelompok warganya yang mempunyai kemampuan penanggulangan bencana, mereka adalah yang pernah aktif menjadi anggota kepanduan yang di Indonesia disebut dengan pramuka. Jumlah mereka sangat banyak, tinggal bagaimana cara kita untuk memberdayakan kemampuan mereka untuk bisa turut serta mengurangi korban sebagai dampak dari bencana yang terjadi.

Potensi kemampuan penanggulanan bencana pada setiap anggota Pramuka sangat besar. Dari usia 9 sampai dengan 25 tahun mereka terus menerus diingatkan harus selalu siap-sedia (prepare) dalam hal menolong dirinya dan orang lain. Gerakan Pramuka telah mendidik dan melatih kaum muda untuk memiliki rasa cinta tanah air dan jiwa penolong. Kaum muda itu dilatih berbagai macam keterampilan yang antara lain keterampilan search and rescue, yang sangat berguna dalam hal mengatasi bencana. Pramuka itu rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, sehingga pasti mereka dapat menolong dengan suasana gembira kepada korban bencana. Di pramuka berlaku moto “bermain yang bemanfaat, bercanda yang berguna”.

PADMA lahir untuk ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di Indonesia juga PADMA lahir untuk memberdayakan potensi besar yang terbengkalai itu sehingga apa yang mereka punya dapat bermanfaat, baik bagi diri dan keluarga maupun bagi komunitasnya dimana mereka berada.

VISI
Masyarakat yang sadar akan Penanggulangan Bencana - Pengurangan Risiko Bencana.

MISI

1. Berperan aktif dalam gerakan PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas) secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan bencana.
2. Memberdayakan potensi Masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana sehingga mampu memperkecil risiko-risiko bencana.

SASARAN PROGRAM :

1. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan melakukan kegiatan pendampingan kepada masyarakat dalam hal PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
2. Mengajak potensi penggiat bencana untuk berperan aktif dalam PBBK (Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas)
3. Menjadi lembaga yang dipercaya secara nasional maupun internasional sebagai lembaga yang aktif melakukan CBDRM (community based disaster risk management)

NILAI – NILAI

1. PADMA bersifat independen, bukan bagian lembaga manapun (imparsial), netral, non politik dan inklusif serta menghormati norma yang berlaku di masyarakat
2. PADMA menjunjung tinggi asas kemandirian dan kesukarelaan dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya.

PROGRAM

Program PADMA melakukan diseminasi, advokasi, sosialisasi dan membangun jejaring Penanggulangan Bencana.

RUANG LINGKUP PROGRAM

1. Pelatihan, Workshop, Seminar
2. Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat,
3. Sosialisasi dan Penyebaran Informasi
4. Penerbitan
5. Pengkajian

KELOMPOK SASARAN

1. Masyarakat Wilayah Rentan Bencana
2. Sektor Sekolah dan Gugus Depan
3. Kelompok Rentan (Anak-anak, Lansia, Ibu Hamil, Difabel)

PENDANAAN

PADMA dibiayai secara mandiri dan membuka kesempatan kepada individu, lembaga-lembaga donor, dunia usaha, dan pemerintah yang sifatnya tidak mengikat berdasarkan kepentingan bersama

JEJARING PADMA

1. Secara Eksternal, PADMA berafiliasi dengan organisasi permerintah, LSM, NGO/INGO di tingkat daerah, nasional, regional, dan internasional dengan prinsip kemitraan dan mempunyai status serta tanggung jawab yang sama dalam semua lapisan dalam membantu penanganan bencana di seluruh Indonesia bahkan dunia.
2. Secara Internal, PADMA membangun jejaring keanggotaan diseluruh Indonesia dengan cara terbuka dengan kriteria personal-personal yang memiliki latar pendidikan kepanduan.

PENGGAGAS

Didirikan oleh sekelompok individu yang memiliki latar belakang Kepanduan dan mempunyai kepedulian terhadap Penanggulangan Bencana.

PENGELOLA

Terdiri atas individu-individu yang memiliki yang memiliki latar belakang Kepanduan yang saat ini berkiprah :
1. Para Penggiat Bencana
2. Para Profesional
3. Para Pendidik
4. Para Aktivis dan Pembina Pramuka
5. Para Pengusaha

PENGORGANISASIAN

1. PADMA berkedudukan di Yogyakarta.
2. Pengembangan di tingkat daerah dilaksanakan dengan cara Satuan Kerja yang bersifat independen.
3. Hubungan antara pusat dan Satuan Kerja bersifat koordinasi dan konsulidasi dalam bidang program, pendanaan dan pengembangan jejaring.



MITRA KERJA

1. Departemen dan Lembaga di Tingkat Pusat
2. Gerakan Pramuka dan HIPPRADA
3. NGO, INGO dan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal
4. Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Kabupaten
5. BUMN dan Perusahaan-Perusahaan Swasta

Lampiran:

PROGRAM KERJA 2006-2008

1. Penyusunan Kerangka Kegiatan dan Organisasi, Nopember 2006 di TPI, Pondok Gede.
2. Symposium Community Base on Disaster Risk Management, Juni 2007 di Wisma BKBI Jakarta.
3. “Jogja Meeting”; Program Activity and Organization Desaign, Wisma Joyo Kaliurang, Jogjakarta, July 2007
4. Basic Training of Disaster Management, Wisma Sejahtera I Kaliurang, Yogjakarta, Desember 2007.
5. “Anyer Advance Meeting”; Evaluasi dan Pengembangan Program Kegiatan PADMA, Hotel Pisita, Anyer Banten, Desember 2007.
6. Legalisasi PADMA, Januari 2008
7. Development Strategic Planning Workshop, Taman Bunga Cibubur, Jakarta. Januari 2008.
8. Audiensi, Promosi, Korespondensi, Januari 2008.
9. National Training of Facilitator of PADMA; Develop and Empowering Network, Cibubur Jakarta, April–Desember 2008.
10. Partisipasi dalam Raimuna Nasional 2008, Cibubur, Jakarta. Juli 2008.
11. Evaluate Program 2008 and Develop Activity Program 2009. Oktober 2008.
12. Linkiing and Learning Initiation Disaster Risk Reduction Program CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta Febuari – Mei 2008 di Banjarnegara Jawa Tengah (Implementator).
13. Assessment Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN April-Mei 2008 (kemitraan).
14. Diskusi Terbatas Pengintegrasian Materi tentang Bencana ke Pendidikan Sekolah MPBI – ADRRN – PADMA, September 2008
15. Basic Training Disaster Management Pemda Kab. Banjar Negara
CORAID – MPBI – DREaM Pusat Study Penanggulangan Bencana UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, November 2008.
16. Orientasi Dasar Penanggulanag Bencana dan Kajian Ancaman dan Kerentanan bagi Anggota Padma Kab. Kudus, Desember 2008.
17. Asesmen dan Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Kudus, Januari 2009.

( Frofile Revisi Yogya Meeting 13 - 14 Februari 2009 )
Wisma Kancilan Yogyakarta